2 November 2021

Aquascape

Menanam dan Merawat Dwarf Baby Tears

Ketika membaca kata Havana apa yang terlintas di pikiran sobat pembaca sekalian? Sebelumnya kami penulis ucapkan terimakasih sudah berkunjung ke blog kami. Semoga sobat pembaca artikel ini senantiasa di limpahkan nikmat Sehat, Bahagia dan mapan, di mudahkan segala urusan. Aamiin...

Dwarf baby Tears
Sumber : tropica.com 
Kembali ke kata Havana yang terlintas bukan sebuah lagu khan? hehe. Havana yang kita bahas kali ini berhubungan dengan asal tanaman ini yap. Dwarf Baby Tears (DBT) ini berasal dari Amerika Utara tepatnya di negara Kuba, teres hubungannya sama Havana? Nah tumbuhan ini banyak di temukan di dataran tinggi dan sungai di Havana. Selain di kuba tanaman ini juga di temukan di Jamaika, dan Puerto Riko.

Memiliki nama ilmiah Hemianthus Callitrichoides, Dwarf Baby Tears merupakan salah satu tanaman yang paling kecil dan cukup populer digunakan untuk menciptakan latar depan yang subur dan menakjubkan. Tanaman ini tidak di rekomendasi-kan untuk pemula yang masih tahap awal belajar aquascape. ada beberapa faktor yang harus di perhatikan untuk merawat tanaman ini.

Deskripsi Dwarf Baby Tears

Mampu tumbuh hingga 3 cm atau 1,2 inci secara vertikal, dan menyebar hingga 10 cm atau 4 inci secara horizontal. Dwarf Baby Tears adalah salah satu tanaman kecil dan bahkan di klaim tanaman terkecil di dunia.

Tanaman ini memiliki daun yang berukuran sekitar satu milimeter dengan bentuk bulat-bulat dan bertekstur halus. batang tanaman ini menjalar membentuk karpet dan memiliki akar yang kecil menempel pada substrat yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dan sebagai penahan agar tanaman tidak lepas.

Dwarf Baby Tears memiliki ciri khas yang merupakan produksi gelembung oksigen yang tetap berada di atas tanaman, ini menambahkan aspek yang sangat hidup pada karpet. Tanaman ini menghasilkan bunga dengan mekar putih kecil jika ditanam, mereka sangat kecil dan sering diabaikan.

Pencahayaan Dwarf baby Tears.

Tanaman Dwarf Baby Tears bersifat Photophilic dan tidak dapat tumbuh dalam kondisi gelap. Mereka membutuhkan pencahayaan tingkat sedang sampai tinggi untuk hidup dengan pertumbuhan yang baik dan sehat. Yang perlu menjadi catatan bahwa tanaman ini akan tumbuh lebih kompak dalam intensitas cahaya yang tinggi. Durasi cahaya harus sekitar 10-12 jam sehari.

Photophilic adalah biologi yang tumbuh subur di bawah sinar matahari yang cerah.

Pencahayaan yang optimal untuk merawat DBT di sesuaikan dengan ukuran dan kedalaman tangki / akuarium. Setidaknya 0,5 watt cahaya per liter dengan spektrum penuh (5000-7000K) direkomendasikan untuk pertumbuhan dan hasil terbaik. Untuk lebih memahami pencahayaan yang tepat coba ketika lampu menyala, cahayanya mampu menembus air hingga dasar.

CO2 dan Pupuk.

Supaya tumbuh subur dan berkembang dengan baik nutrisi yang baik pastinya diperlukan. Nutrisi untuk tanaman salah satunya di dapat dari pupuk. Tambahan CO2 juga di perlukan untuk beberapa tanaman tertentu. Untuk tanaman DBT ini memerlukan tambahan CO2 tidak hanya CO2 alami yang di hasilkan dari pernafasan ikan.

Dwarf Baby Tears membutuhkan CO2 yang stabil antara 10 – 30 mg/l untuk tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Tanpa adanya tambahan CO2 yang baik akan sangat sulit untuk DBT tumbuh subur meskipun sudah di beri tambahan pupuk. Tidak cukup CO2 yang di hasilkan dari ikan, untuk merawat DBT di butuhkan injeksi tambahan untuk meningkatkan kadar CO2 air.

Salah satu ciri-ciri Dwarf Baby Tears kekurangan CO2 adalah dengan melihat ukuran daun DBT jika daun-nya semakin mengecil atau batang DBT tidak merayap tapi mengarah keatas maka kemungkinan besar tanaman ini kekurangan CO2.

Tambahan pupuk penguat akar dan pertumbuhan pastinya sangat di butuhkan selama masa tanam agar tanaman cepat menjadi karpet akuarium. Setelah tanaman tumbuh optimal sesuai keinginan, penggunaan puput dapat di kurangi.

Kondisi Air.

Dwarf baby Tears sangat rentan terhadap peningkatan suhu. Bahkan menurut artikel yang terbit di aquariumbreeder.com ada banyak kasus yang menyebabkan DBT mati karena suhu air lebih dari 25°C. Suhu terbaik untuk merawat DBT di antara 20 – 24 ° C. Periksa secara berkala suhu air akuarium dengan termometer untuk menjaga tanaman tetap sehat.

Tingkat pH yang optimal untuk Dwarf Baby Tears adalah antara 6,0 – 7,5. Sedangkan tingkat kesadahan air antara 1 – 10 dGH. DBT tidak suka air yang terlalu keras. Untuk menjaga kualitas air pastikan secara berkala mengganti sebagian air dengan air yang baru setiap seminggu sekali.

Menanam Dwarf Baby Tears.

Sumber : tropica.com

Meskipun Tanaman ini biasanya di jadikan karpet untuk menutup bagian depan pada akuarium, akan tetapi tanaman ini juga dapat tumbuh bebas dengan mengambang. Untuk memulai menanam pastikan desain aquascape yang di harapkan sudah fix. Setelah desain aquascape selesai, tanam DBT dengan cara ambil sebagian kecil untuk di sebar ke bagian yang di inginkan.

Pada saat menanam berikan jarak sekitar 2-3 cm antar DBT karena tanaman ini nantinya tumbuh melebar. Saat menanam pastikan setiap bagian DBT memiliki akar berwarna putih karena jika tidak di pastikan DBT pada akhirnya akan mati. Perlu hati-hati juga supaya akar tidak robek atau rusak saat menanam. 

Pada saat proses tanam, pastikan akarnya ditanam cukup dalam ke substrat agar tidak mudah hanyut atau mengambang ketika di isi air. DBT akan melakukan yang terbaik di substrat berbutir halus yang kaya nutrisi.

Ada cara lain untuk menanam DBT yaitu dengan sistem tanam kering. Maksudnya adalah hanya membasahi bagian substrat saja tidak mengisi air secara penuh pada saat proses awal tanam kemudian bagian atas di tutup plastik supaya akuarium tetap lembab. Sisakan sedikit lubang untuk pertukaran CO2 secara alami dengan udara sekitar. Setelah beberapa minggu (5-8 minggu) baru akuarium di isi dengan air. Kelebihan dari proses ini diantaranya selain mudah dalam penanaman karena tidak akan mengapung, mereka akan mendapatkan CO2 alami, Pencahayaan rendah juga aman bagi DBT.    

Merawat Dwarf Baby Tears.

Dwarft Baby Tears sebenarnya merupakan tanaman yang tidak mudah dalam perawatan-nya. Di perlukan orang-orang yang sudah terbiasa melakukan perawatan tanaman aquascape tingkat mahir. Bagi yang baru memulai belajar menanam mereka dalam akuarium perlu kesabaran dan perhatian ekstra agar tanaman yang dirawat tidak mati.

Bagi yang ingin menanam tanaman yang mirip DBT jenis monte carlo mungkin menjadi alternatif karena selain montecarlo mirip DBT tanaman ini lebih mudah di rawat meskipun untuk pemula. Jika ingin tetap merawat DBT beberapa tips perawatan DBT berikut semoga dapat membantu.

Pertama dengan menggunakan pinset bersihkan tanaman dari bahan organik yang membusuk, partikel makanan yang mengganggu dan bisa menyebabkan tumbuhnya alga serta kotoran lainnya. Kebersihan area DBT tumbuh akan memaksimalkan pertumbuhan mereka.

Kedua karena tanaman ini termasuk lambat dalam pertumbuhan apalagi jika kekurangan nutrisi dari tambahan pupuk maupun CO2, maka perlu diperhatikan untuk pemberian pupuk serta CO2 tambahan dengan maksimal.

Ketiga karena di alam liar dwarf baby tears hidup di sungai atau sungai berbatu dengan kondisi air yang bersih dan jernih, maka ketika memeliharanya di akuarium perlu di perhatikan kualitas air agar tetap terjaga kebersihan-nya dan kualitas air tetap maksimal.

Keempat Perhatikan tanaman yang sudah mulai layu atau di serang alga. Segera potong atau pisahkan tanaman yang sudah tidak subur lagi. Udang cerry mungkin bisa menjadi alternatif untuk menghambat pertumbuhan alga di akuarium.

Pangkas Dwarf Secara Berkala.

Tanaman ini memerlukan waktu sekitar 4 - 5 minggu untuk menjadi karpet. Pada saat tanaman ini sudah tumbuh dengan baik tanaman perlu di pangkas secara berkala agar lebih terlihat rapi dan sehat. Jika tanaman ini di biarkan tumbuh tinggi maka bagian bawah akan menjadi korban.

Seperti yang di jelaskan di atas, Dwarf Baby Tears merupakan tanaman yang membutuhkan cahaya yang stabil dan besar, jika tanaman terlalu tinggi maka sinar dari lampu LED tidak akan menembus tanaman sampai ke bawah sehingga menyebabkan tanaman layu atau busuk kemudian mati. Jika bagian bawah tanaman mati otomatis bagian atasnya ikut mati atau akhirnya akan mengambang.

Selain karena layu bagian akar, jika tanaman mencapai tinggi 4-5 cm kemudian akar tidak kuat menahan tanaman maka otomatis akar akan tercabut dari substrat dan akhirnya mengambang. Karena itu memangkas tanaman secara berkala di perlukan. Pangkas DBT hingga menyisakan sekitar 2cm di atas substrat agar tanaman ini tetap tumbuh subur dan tidak mati.

Pada saat memangkas tanaman matikan power head (pompa air) dan semua komponen yang menyebabkan arus di akuarium agar tanaman yang di pangkas tadi mudah di ambil dan dibersihkan. Perhatikan secara maksimal jangan sampai ada sisa tanaman yang sudah di pangkas masih ada di akuarium agar tidak menjadi racun kedepan-nya.

Sumber Artikel :

https://aquariumbreeder.com/dwarf-baby-tears-care-guide-planting-growing-and-propagation/

https://www.aquariadise.com/dwarf-baby-tears/

27 Oktober 2021

Aquascape

Merawat Lilaeopsis Untuk Aquascape

Lilaeopsis merupakan tanaman sejenis rumput yang berasal dari Amerika Selatan tepatnya di negara-negara seperti Argentina, Paraguay dan Brasil. Tanaman ini yang berasal dari brasil biasanya di sebut Brazilian Micro Sword. Sama seperti rumput lainnya, Lilaeopsis tidak memiliki batang hanya daun yang tumbuh memanjang hingga 8cm.

1. Pencahayaan Akuarium.

Pertumbuhan tanaman ini tergolong lambat di bandingkan tanaman lainnya, dalam 2 bulan rata tanaman ini mencapai tinggi sekitar 3-5 cm di dalam akuarium. Itu juga tergantung intensitas cahaya yang di dapat. Semakin sedikit pencahayaan maka pertumbuhan tanaman akan cenderung lambat. Ideal pencahayaan untuk lila 0,5w/l dengan durasi 5-8 jam per hari. Jika ingin tanaman tidak cepat tumbuh intensitas pencahayaan bisa di kurangi. Tapi jangan sampai tanpa pencahayaan bisa mengakibatkan lila mati.

2. CO2.

Kebutuhan akan CO2 untuk setiap tanaman pasti ada, yang membedakan adalah banyak sedikitnya kandungan CO2 yang di butuhkan oleh masing-masing tanaman akan berbeda. Lilaeopsis merupakan tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan CO2 makanya tanaman ini sangat cocok bagi pemula yang ingin belajar aquascape.

Kebutuhan CO2 sedang adalah 6-14 mg/L. Tingginya permintaan CO2 adalah sekitar. 15-25 mg/L.

3. Kondisi Air.

Untuk merawat tanaman jelas di butuhkan kondisi air yang bagus, kejernihan air dan kualitas air sangat berpengaruh dalam perawatan tanaman air. Untuk tanaman Lilaeopsis sendiri membutuhkan pH air sekitar 5,0-7,0 dengan rentang suhu cukup tinggi antara 21-28°C dan tingkat kekerasan 4-7 dGH.

Untuk perawatan air, rutin ganti air secara berkala hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi pH dan tingkat kekerasan air tetap terjaga. Sedangkan untuk menjaga suhu tetap stabil bisa menggunakan kipas untuk aquascape. Sobat bisa beli di toko-toko atau modifikasi sendiri dari kipas untuk pendingin CPU.

Menanam Lilaeopsis.

Lilaeopsis cocok di jadikan tanaman dasar untuk karpet akuarium atau tanaman foreground. Tempatkan di tempat terbuka tanpa naungan dari tanaman lain untuk memastikan Lilaeopsis mendapatkan cahaya yang baik tanpa ada penghalang. Pada saat menanam Lilaeopsis berikan jarak antar tanaman karena mereka tumbuh menyebar ke samping. Untuk lebih jelasnya tentang penanaman Lilaeopsis dapat di perhatikan gambar di bawah. Semua gambar proses pertumbuhan Lilaeopsi di dapat dari tropica.com.

Pada saat menanam lilaeopsis pastikan akar melekat erat di substrat karena jika tidak maka tanaman ini mudah lepas terkena arus. Substrat tanah atau pasir halus sangat di rekomendasi-kan untuk menanam lila. Pada masa awal tanam berikan pupuk untuk merangsang pertumbuhan akar supaya lila kuat melekat di subtrat, kemudian bertahap berikan pupuk untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara teratur.

Merawat Lilaeopsis.

Setelah masa tanam, untuk perawatan selanjutnya adalah membuat lila tumbuh dengan cepat dan menyebar secara merata hingga menutupi substrat. Tanaman dapat berkembang dengan baik jika intensitas pencahayaan tinggi, akan tetapi masalah lain akan timbul yaitu berkembangnya alga yang dapat mengganggu pertumbuhan lila, Tambahan udang red cerry atau yang sejenis dapat di andalkan untuk mengatasi alga yang mulai terlihat. Beberapa ikan pemakan alga juga bisa di tambahkan untuk memaksimalkan pemberantasan alga.

Penggantian air secara berkala dan pemberian pupuk setiap seminggu sekali tetap harus di lakukan untuk menjaga tanaman tumbuh subur dan kondisi air tetap terjaga dengan baik. Supaya tanaman merambat dengan cepat sehingga menutup semua substrat di perlukan waktu sekitar 1-2 bulan tergantung kondisi cahaya, CO2 dan jarak antar tanaman ketika awal tanam.

Pangkas Lilaeopsis Secara Berkala.

Pemotongan rumput lilaeopsis secara berkala juga perlu di lakukan agar tanaman tumbuh merata dan rapi. Proses ini juga untuk menjaga agar mereka dapat menyebar dengan cepat. Jika terlihat rumput yang mulai menguning segera pangkas dan berikan pupuk agar yang lain tidak ikut rusak.

Jika ada alga yang menempel di rumput lilaeopsis juga perlu segera di potong agar tidak menular ke rumput lainnya. Setelah selesai memotong, pastikan tidak ada rumput yang tertinggal di tank karena rumput yang telah di potong ketika tidak di buang justru dapat menyebabkan tanaman yang lain mudah di serang alga.

Aquascape

Fungsi Bakteri Dalam Aquascape

Di alam bebas, ikan tak mengalami keracunan oleh kotoran ataupun sisa metabolisme tubuh mereka sendiri. Beda halnya dengan sistem tertutup dan terisolasi di akuarium, hobiis harus memperhatikan dengan seksama supaya hasil buangan hewan akuatik tak jadi bahan berbahaya.

Bakteri, kendati tak kasat mata, namun punya peranan penting menjaga kualitas akuarium hingga bisa menciptakan lingkungan hidup di alam bebas. Mereka secara alami ada di mana-mana, namun koloni bakteri menguntungkan di akuarium jumlahnya bisa tak mencukupi untuk melakukan tugas mengurai sisa metabolisme mahluk hidup yang hobiis pelihara.

Sindrom akuarium baru (new tank syndrome), merupakan salah satu kejadian umum yang menandai kurangnya kehadiran bakteri menguntungkan tersebut. Mahluk bersel tunggal perlu waktu untuk berkembangbiak, sebelum mencapai tahap setimbang terhadap jumlah makanannya.

NITROSOMONAS dan NITROSPIRA

Sisa makanan, kotoran, jasad renik, maupun hasil metabolisme hewan akan menaikkan kandungan amonia di dalam air. Amonia ini kemudian diurai oleh jenis bakteri nitrifikasi -- yang mengubah amonia menjadi nitrit, kemudian nitrat.

Bakteri Nitrifikasi

Nitrosomonas, salah satu jenis bakteri nitrifikasi yang mengubah amonium menjadi nitrit, tak menyukai cahaya. Dalam jumlah berlebihan mereka akan menggumpal untuk memblokir berkas sinar, sehingga akan membuat air terlihat keruh.

Nitrospira, adalah bakteri akuarium yang kemudian menguraikan nitrit, menjadi nitrat. Mereka perlu waktu relatif lama untuk berkembang biak, karena di samping tidak bisa membelah diri secara cepat, nitrospira harus menunggu hasil "kerja" bakteri lain (misalnya nitrosomonas) untuk menyediakan nitrit, "makanan" mereka.

Di darat, amonia bermanfaat sebagai pupuk tanaman, namun bagi hewan akuatik zat ini sangat beracun, bahkan dalam jumlah sangat kecil sekalipun. Nitrit dan nitrat tak mudah diserap tanaman, apalagi oleh tumbuhan yang baru saja ditempatkan di akuarium.

Itulah sebabnya, secara berkala air di dalam akuarium harus diganti/water change(WC), karena akumulasi nitrat akhirnya juga akan menjadi racun bagi flora dan fauna akuatik di dalamnya. Hobiis juga sering menempatkan ornamen, filter, maupun kerikil substrat (materi dasar akuarium), yang tidak boleh dibersihkan secara berlebihan untuk mencegah punahnya bakteri nitrifikasi.

Kotoran padat -- seperti batang tumbuhan yang mati -- tetap harus dibersihkan, karena zat glukosa yang ada di dalamnya bisa mengundang tumbuhnya bakteri berbahaya (patogen). Bakteri Aeromonas hydrophila, misalnya, dapat memanfaatkan sisa gula, kemudian masuk ke organ tubuh hewan dan memakan sel darah merah mereka.

Menunggu Koloni Bakteri

Tangki akuarium yang sudah matang, tandanya sudah memiliki cukup banyak bakteri nitrit dan nitrat sehingga mampu menyerap semua amonia yang dihasilkan oleh mahluk hidup di dalamnya. Biasanya, orang memperhitungkan tahap tersebut baru tercapai bahkan hingga dua bulan bulan (delapan minggu) setelah pertama kali akuarium dipasang.

Proses menunggu tumbuhnya koloni bakteri secara seimbang ini disebut sebagai tank cycling. Biasanya dilakukan dengan membiarkan akuarium terisi tanpa hewan, dengan tetap menjalankan pompa air dan udara untuk menyuplai cukup oksigen bagi bakteri agar bisa tumbuh berkembang.

Tetapi kita bisa mempercepat proses tersebut dengan cara memberikan bibit bakteri pengurai kedalam aquarium.

Hewan yang tinggal di air mengandung terlalu banyak amonia, nitrat, maupun nitrit, meskipun tetap mampu bertahan hidup, sebetulnya mereka mengalami stres yang menyedihkan. Seperti bila kita menghirup udara kotor, hewan-hewan ini akan berupaya dengan susah payah mencari tempat lebih nyaman hingga ke dekat permukaan air/gelembung udara atau bernafas lebih cepat, demi mencoba bisa merasa lebih lega.

Seorang hobiis yang bertanggungjawab, tentu tak ingin menyiksa apalagi membunuh hewan dan tumbuhan peliharaan mereka, bukan?

Bacteria Starter

Berkat bioteknologi, jumlah ideal koloni bakteria di dalam akuarium baru dapat lebih cepat tercapai, lewat produk bacteria starter.

Bacteria starter biasanya mengandung beberapa bibit bakteri yang sudah didormansikan. Dikemas dengan bahan penyerap air, seperti tanah liat Montmorillonite, bakteri dapat "tidur" sebelum menjadi aktif segera setelah memasuki habitat idealnya (seperti akuarium).

Fungsi Bacteria starter adalah:

~Menekan pertumbuhan organisme patogen, yang menyebabkan penyakit dan kematian pada ikan dan udang

~Mengurai kotoran dan sisa pakan

Mengurai racun Amonia (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S)

~Membantu penyerapan nutrisi dalam sistem pencernaan

~Mengurangi limbah organik dalam kolam atau aquarium

~Meningkatkan kecerahan air kolam atau aquarium

~Mengurangi kebutuhan akan pergantian air kolam atau tambak

~Menstabilkan tingkat kandungan oksigen terlarut dalam air

~Mengurangi bau tanah/lumpur pada daging ikan/udang

~Mengurangi kadar Amonia (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) dalam air

~Menekan pertumbuhan dan penyebaran organisme patogen

~Meningkatkan imunitas terhadap penyakit disebabkan oleh jamur, virus, bakteri maupun kutu,spt: white spot, aeromonas, dll.

~Mengurangi tingkat kematian.

Donor Bakteri

Cara lain untuk mendapatkan bakteri adalah dengan menggunakan air dari akuarium yang sudah matang. Dengan demikian, bakteri dari akuarium lama yang sudah terbukti mampu menguraikan amonia secara sempurna, diharapkan akan berpindah dan berkembang biak dengan lebih cepat di tempat baru. Pemelihara akuarium profesional pun menggunakan cara donor semacam ini

Sumber Artikel :

id-id.facebook.com

24 Oktober 2021

Aquascape

Merawat Java Moss Agar Tumbuh Maksimal

Tanaman yang cukup populer di kalangan scaper yang satu ini pasti menjadi pilihan yang cukup umum untuk di tempatkan pada batang kayu atau sebagai karpet akuarium. Tanaman yang berasal dari Indonesia dan sebagian wilayah asia lainnya seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Jepang.

Tanaman yang satu ini sejatinya merupakan lumut yang mudah tumbuh di berbagai media baik berupa batu, kayu, tumbuh juga di media tanam tanah maupun pasir. Warna hijau yang membuat sedap di pandang mata ini mampu tumbuh hingga 10cm.

Java moss selain berfungsi untuk mempercantik akuarium juga bisa bermanfaat melindungi telur ikan atau benih ikan. Selain itu juga bermanfaat bagi udang kecil seperti red cerry atau sejenisnya. Manfaat lainnya java moss juga dapat meningkatkan kualitas air di dalam akuarium.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam merawat java moss di dalam akuarium diantaranya :

1. Pencahayaan Akuarium.

Meskipun tanaman java moss bisa tumbuh dengan pencahayaan minim, namun pertumbuhannya akan menjadi tidak maksimal. Selain lambat pertumbuhannya, java moss akan kelihatan kurus. Hati-hati juga jika pencahayaan terlalu lama akan terjadi algae booming atau pertumbuhan alga yang terlalu banyak, ini juga akan mengganggu pertumbuhan java moss.

Atur waktu pencahayaan semaksimal mungkin dengan. Jika akuarium tidak terkena sinar matahari secara langsung dapat menggunakan lampu LED untuk tanaman dan dapat di nyala-kan sekitar 4-6 jam perhari untuk menjaga java moss tumbuh baik dan algae tidak cepat tumbuh.

2. CO2.

Meskipun banyak artikel yang membahas tanaman yang mampu tumbuh tanpa CO2 dan mengikutkan java moss ke dalamnya, akan tetapi pertumbuhan java moss tanpa CO2 juga akan terhambat. Kombinasi antara pencahayaan yang baik dengan tambahan CO2 akan membuat java moss yang baru di tanam mampu tumbuh subur dan cepat. Warna daun juga akan lebih bagus.

Karbon dioksida (CO2) adalah gas cair tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar dan sedikit asam.

Tambahan CO2 dapat di lakukan DIY (Do It Yourself) dengan campuran ragi dan gula atau sitrun dengan baking soda (banyak tutorial membuat CO2). Jika tidak mau repot dapat juga membeli tablet CO2 atau sediakan tabung khusus untuk menyimpan CO2, biasanya menggunakan tabung oksigen ukuran 5kg.

3. Suhu Air.

Suhu ideal agar tanaman java moss tumbuh baik di antara 21-24 derajat celcius. Jika suhu air terlalu dingin atau terlalu panas selain tidak baik untuk tanaman juga tentunya tidak baik juga bagi ikan-ikan yang di pelihara. Suhu air yang terlalu panas akan membuat daun tanaman menguning.

Selain memperhatikan 3 hal di atas perlu juga di ketahui cara merawat java moss agar mampu tumbuh maksimal diantaranya :

Bersihkan Moss Dari Kotoran.

Jika moss yang di tanam sebagai dasar atau karpet akuarium maka akan rentan penumpukan kotoran. kotoran ini yang pada akhirnya akan menjadi penyebab tumbuhnya algae. Jadi perlu di bersihkan secara berkala kotoran atau sisa pakan yang terperangkap di tanaman java moss. Untuk membersihkan-nya cukup mudah yaitu dengan menepuk tanaman ini secara perlahan maka kotoran akan beterbangan, kotoran yang beterbangan dapat langsung di buang dengan di sedot menggunakan selang. Proses pembersihan kotoran sekaligus penggantian air ini dapat di lakukan seminggu sekali.

Berantas Alga Yang Tumbuh.

Seperti yang di jelaskan di atas, salah satu tumbuhnya alga berasal dari kotoran yang tidak di bersihkan, namun ada faktor lain juga sebagai penyebab alga tumbuh diantaranya kondisi lampu yang terlalu terang dan menyala terlalu lama.

Jika alga sudah terlanjur tumbuh di java moss dapat segera di potong agar pertumbuhan alga tidak menyebar ke yang lain. Salah satu solusi juga bisa menempatkan ikan pemakan alga untuk mengurangi pertumbuhan alga di akuarium. Soba bisa baca artikelnya di sini

Pangkas Java Moss Secara Berkala.

Pertumbuhan java moss yang tidak teratur akan membuat akuarium menjadi kurang menarik, maka tanaman yang tumbuh perlu di pangkas dan di rapi-kan supaya akuarium lebih terlihat menarik. Selain membuat tampilan lebih menarik, pemangkasan tanaman ini juga akan membuat java moss tumbuh lebih lebat dan rata.

Jangan lupa ambil java moss yang sudah di potong karena jika tidak maka akan tumbuh dengan sendirinya di tempat yang mungkin tidak di inginkan.

22 September 2021

Aquascape

Mengenal dan Merawat Ikan Corydoras

Deskripsi

Ikan yang damai mudah di rawat dan cocok untuk pemula, itulah karakter ikan corydoras. Ikan yang masih keluarga catfish ini cukup jinak dan cocok untuk banyak ikan yang memiliki sifat yang sama. Corydoras berasal dari perairan di daerah Amerika Selatan dan memiliki ratusan jenis, namun di Indonesia beberapa Corydoras yang cukup populer di antaranya cory panda, albino, sterbai, barbatus, paleatus dan beberapa jenis lainnya.
False Julii Cory
Ukuran ikan corydoras cukup kecil, panjang maksimal sekitar 7,5cm sedangkan yang biasa di jual belikan ukuran sekitar 2-3cm. Usia corydoras sendiri bisa mencapai hingga 20 tahun namun rata-rata usia corydoras hanya 5 tahun ketika di rawat di dalam akuarium.

Ikan corydoras memiliki ciri yaitu bentuk badannya kompak agak pipih ke samping dengan mulut menghadap ke bawah dan beberapa kumis (sungut) yang merupakan ciri khas ikan keluarga catfish. Corydoras memiliki dua baris sisik besar. Sirip di bagian dada bertulang keras yang di gunakan untuk senjata jika merasa terancam.

Kesulitan Merawat Ikan

Ikan corydoaras tidak terlalu sulit untuk di rawat bahkan untuk pemula. Ikan yang suka berenang di dasar akuarium ini merupakan salah satu ikan yang aktif makan alga dan sisa makanan yang tenggelam. Tantangan terbesar untuk merawat ikan corydoras adalah saat memindahkan ikan ke tempat yang baru ikan corydoras cukup lambat dalam beradaptasi dengan air baru.

Sedikit tips bagi yang baru beli ikan corydoras jangan langsung memasukkan ikan ke akuarium, biarkan ikan masih dalam kantong plastik dan di letakkan di akuarium sekitar setengah jam, setelah itu buka kantong plastik-nya, masukkan air ke dalam kantong plastik yang berisi ikan corydoras dan biarkan ikan keluar sendiri untuk mulai beradaptasi dengan air akuarium.
Orange Venezuela Cory
Ikan corydoras dapat di rawat  di akuarium yang tidak terlalu besar, akuarium dengan ukuran 60x35x40 sudah cukup di gunakan untuk merawat mereka meskipun akuarium ukuran besar sangat di sarankan. Sifatnya yang suka berteman sebaiknya memlihara mereka dalam jumlah yang banyak minimal enam ekor. Gunakan pompa air dengan arus lambat karena di habitat aslinya ikan corydoras menyukai sungai arus lambat. 

Makanan dan Pemberian Pakan

Dengan bentuk tubuh ikan yang memiliki mulut di bagian bawah, ikan corydoras suka memakan makanan yang berada di dasar, mereka makan dengan menyedot makanan menggunakan mulutnya dari tanah, terkadang mereka bisa menggali tanah atau pasir hingga separuh wajahnya terkubur. Di habitat asal, mereka biasanya makan cacing dan larva serangga.

Ketika merawat ikan corydoras di akuarium gunakan pakan ikan pelet yang tenggelam, ada beberapa pakan yang bisa tenggelam atau pelet ikan yang hanya mengapung di atas. Corydoras merupakan perenang bawah dan biasa hidup di dasar sungai atau akuarium jika pakan yang di berikan pelet apung otomatis mereka tidak memakannya.

Pastikan mereka mendapatkan makanan yang bergizi untuk menjaga ikan tetap sehat, selain pakan berupa pelet, Ikan corydoras juga bisa di berikan berupa serpihan udang kering, cacing beku atau telur artemia.

Seperti ikan lainnya, penting untuk tidak memberi mereka makan berlebihan, ikan corydoras harus diberi makan sekali atau dua kali sehari dan pastikan corydoras makan sebanyak yang mereka bisa makan dalam waktu sekitar tiga sampai lima menit.

Perawatan Akuarium

Merawat ikan di dalam akuarium berarti kita memiliki waktu untuk membersihkan dan menjaga kualitas air tetap baik. Ikan corydoras akan nyaman berada di suhu optimal sekitar 24°C - 28°C tergantung jenis ikan corydorasnya. Jika memasuki musim dingin biasanya suhu air akan turun hingga di bawah 24°C, kasus ini dapat di tanggulangi dengan menambahkan heater untuk menjaga suhu tetap stabil.

Pastikan seminggu sekali air akuarium di ganti dengan air baru sekitar 20% dari total volume air, hal ini selain berfungsi untuk menjaga air tetap jernih juga untuk menjaga tingkat keasaman air (pH) tetap stabil. pH air yang direkomendasikan untuk merawat mereka antara 7,0 - 7,5 dengan tingkat kesadahan air 10° dH.

Selain merawat akuarium media filter dan pompa air juga harus di bersihkan secara berkala untuk menjaga mesin tetap bagus juga menjaga ikan tetap sehat. Lakukan Setiap tiga minggu hingga satu bulan sekali untuk membersihkan media filter dan pompa airnya, ganti juga air sekitar 50% dari volume air akuarium. 

Di saat melakukan kegiatan di atas pastikan di lakukan secara perlahan agar tidak mengganggu ikan yang ada di akuarium. Kesalahan utama penggemar ikan hias ketika membersihkan akuarium biasanya ikan di pindah dulu ke dalam ember kemudian air di akuarium di kuras semua dan di ganti dengan air yang baru, kemudian ikan di masukkan kembali ke dalam akuarium. Ini merupakan kesalahan yang fatal karena bisa berakibat ikan mati mendadak. Hal ini di sebabkan karena air baru kandungan oksigen air belum stabil dan ikan harus beradaptasi ulang yang menyebabkan ikan stress. Bisa juga terjadi kandungan klorin dalam air yang masih tinggi. 

Pengaturan Akuarium

Ketika memelihara ikan hias di akuarium, pengaturan isi akuarium sesuai habitat asal ikan akan membuat mereka nyaman.  Di alam liar, Ikan corydoras senang hidup di dasar, hidup secara berkelompok dan suka bersembunyi di antara be batuan atau pohon untuk menghindari cahaya dan menghindari arus air yang deras.

Setting akuarium seperti di habitat aslinya dengan menambahkan pasir atau batu kerikil sebagai dasaran akuarium di tambahkan be batuan yang tidak memiliki ujung yang runcing supaya tidak melukai ikan ketika mereka bermain di sekitar batu. Tambahkan juga tanaman berdaun keras seperti pakis jawa, anubias atau Pygmy Chain Sword (daun sempit) dan beberapa jenis tanaman lainnya yang memiliki daun keras.

Perilaku Sosial dan Teman Ikan Corydoras

Ikan Corydoras memiliki ukuran yang kecil dan bersifat damai jika ingin memelihara mereka gabungkan dengan ikan yang bersifat damai dengan ukuran kecil juga. Beberapa ikan yang aman untuk di pelihara bersama dengan corydoras di antaranya ikan guppy, jenis ikan tetra seperti serve, neon, cardinal, barbier swordtail atau ikan peso juga aman di campur dengan mereka.


Selain beberapa jenis ikan di atas ikan corydoras juga aman untuk di jadikan satu dengan beberapa siput dan udang kecil seperti red cerry. Meskipun udang dan siput biasa hidup di dasar akuarium yang sama dengan corydoras mereka tetap aman hidup berdampingan.

Hindari ikan-ikan besar dan agresif seperti arwana, oscar, lauhan. Ikan-ikan jenis chiclid juga tidak cocok di jadikan satu dengan corydoras apalagi jika di pelihara di akuarium dengan ukuran kecil. Warna ikan corydoras yang menarik akan menjadikan mereka santapan untuk ikan-ikan agresif yang memiliki ukuran lebih besar.

Referensi Artikel :

https://www.fishkeepingworld.com/cory-catfish
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php
https://fishcareguide.com/corydoras-catfish-guide/

18 Agustus 2021

Aquascape

Mengenal dan Merawat Ikan Botia

Deskripsi dan Distribusi

Satu lagi ikan asli perairan Indonesia tepatnya berasal dari Kepulauan Kalimantan dan Sumatera. Ikan yang memiliki perpaduan warna oranye merah dengan perpaduan garis hitam di tubuhnya. Chromobotia macracanthus atau biasa di sebut dengan botia. Jika di daerah Sentarum, kalimantan Barat ikan botia biasa di sebut ulanguli.

Ikan asli perairan Indonesia ini sudah lama menjadi komoditas ekspor. Nama Chromobotia sendiri berasal dari bahasa Yunani. kata khroma memiliki arti 'warna' dan nama generik Botia mengacu pada pola warna cerah spesies ini. 

Ikan Botia dewasa memiliki ukuran panjang hingga 40cm namun sangat jarang di temukan ikan botia dengan panjang hingga 40cm, rata-rata ikan botia dewasa memiliki panjang tubuh 20 hingga 30cm. Untuk mencapai ukuran maksimal akan memakan waktu lama karena botia dewasa yang sudah mencapai ukuran 15-20cm pertumbuhan ikan akan melambat.

Kesulitan Merawat Ikan

Untuk merawat Ikan Chromobotia macracanthus yang masih anak-anak mungkin tidak memerlukan ukuran akuarium yang besar, ukuran akuarium 80*40*40 sudah cukup untuk merawat mereka secara berkelompok. Yap botia sebaiknya di pelihara secara berkelompok dengan minimal jumlah ikan adalah 5 ekor, ini akan membuat mereka nyaman hidup di akuarium. Jika kurang dari itu akan ada sosok botia penguasa yang menyebabkan botia lainnya menjadi "minder" dan akhirnya sering sembunyi, jika hanya memelihara 1 ekor justru botia akan mudah stres dan akhirnya serign sembunyi.

Untuk merawat botia dewasa tentunya memerlukan akuarium lebih besar lagi akuarium dengan ukuran panjang 150 lebar 50 tinggi 60 dirasa sudah cukup. Gunakan pompa air dengan sirkulasi per jam minimal 4 kali volume air untuk meningkatkan kualitas air dan menjaga air tetap bersih dari partikel kotoran.

Botia bukan ikan yang manja dan tidak perlu perawatan khusus dan bagi pemula yang ingin merawat ikan botia tidak memerlukan teknik khusus yang harus di pelajari untuk merawat mereka, cukup baca artikel ini sampai akhir sobat sudah siap memelihara mereka.

Kondisi air 100% baru dalam akuarium sebaiknya di hindari. Kondisi ini akan membuat ikan botia kesulitan beradaptasi dan akan membuat ikan mati. Sebelum memasukkan ikan botia ke dalam akuarium pastikan air di akuarium setidaknya sudah 3 hari di dalam akuarium dengan kondisi pompa air sudah jalan. 

Makanan Ikan Botia

Ikan Botia termasuk ikan karnivora yang di alam liar makanan alami mereka berupa serangga, moluska air, cacing dan invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang punggung). Meskipun termasuk karnivora akan tetapi beberapa tanaman yang memiliki daun lunak juga akan di makan sama botia.
Moluska merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda
Ketika di pelihara di dalam akuarium, ikan Botia tidak termasuk ikan yang susah dalam hal makanan. Yang perlu di perhatikan variasi makanan agar ikan tidak bosan. Kualitas pakan yang bagus juga baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan botia. Makanan ikan kering seperti udang, tubifex (cacing kering), artemia bisa di jadikan makanan sehari-hari bagi mereka. Pelet ikan dengan kadar protein tinggi juga bagus. Pakan berupa buah atau sayuran seperti bayam, mentimun, melon juga akan di makan makan, namun jika di berikan setiap hari botia enggan memakannya karena sifat alami botia. 

Karena ikan Botia merupakan ikan yang biasa hidup di dasar sungai atau akuarium maka jika di berikan pakan palet ikan sebaiknya pilih jenis pakan palet tenggelam, meskipun ketika sudah terbiasa di rawat akuarium ikan ini akan naik ketika ada makanan di atas dan itu sudah waktunya mereka makan.

Perawatan Akuarium

Ikan botia tidak memerlukan arus besar di dalam akuarium yang harus di pastikan kondisi air memiliki oksigen yang baik. Bisa sobat tambahkan aerator atau pompa udara untuk meningkatkan kadar oksigen. Aerator ini berbeda dengan pompa air bisa sobat baca artikelnya di sini tentang perbedaan aerator dan pompa air.

Limbah organik dan kotoran ikan tidak di toleransi oleh botia maka perlu di perhatikan sirkulasi air supaya kotoran-kotoran di dalam akuarium dapat segera berpindah ke dalam filter akuarium. Air yang bersih membantu mereka tumbuh dan berkembang dengan baik.

Seperti yang di jelaskan di atas jika botia tidak bertahan dengan baik di kondisi air 100% baru maka untuk perawatan mingguan ganti air sebanyak 30%-50% dari volume akuarium. Untuk menghemat air, sobat bisa menggunakan air di dalam akuarium untuk membersihkan media filter, jadi air di dalam akuarium berkurang dan kemudian tambahkan air yang baru.

Mereka akan hidup dengan nyaman di akuarium dengan suhu air antara 24 – 30 °C. Jika memasuki musim dingin bisa gunakan heater akuarium untuk mengatur suhu air. Sedangkan pH air normal untuk merawat botia di angka 5.0 – 7.0 dengan tingkat kekerasan 18 – 215 ppm

Pengaturan Akuarium

Tidak ada pengaturan khusus di dalam akuarium untuk perawatan ikan botia. Jika ingin menambahkan aksesoris lebih ke selera pribadi sobat. Jika ingin terlihat alami bisa gunakan pasir halus atau kerikil untuk substrat akuarium, bisa juga menambahkan batu besar dan halus atau batang kayu.

Intensitas cahaya jangan terlalu terang. Pencahayaan yang redup akan membuat botia nyaman. Untuk tanaman air yang cocok seperti pakis jawa, java moss atau anubias bisa sobat tambahkan jika di inginkan. 

Sediakan juga tempat untuk botia berlindung berupa gua-gua atau celah, tapi pastikan jangan terlalu sempit yang bisa membuat mereka terperangkap. Jika aksesoris yang di inginkan memiliki celah-celah kecil dapat di tutup dulu dengan lem kaca. 

Hindari aksesori dari batu atau kayu dengan ujung tajam yang bisa melukai botia atau ikan lainnya. Meskipun botia merupakan perenang bawah ada kalanya karena rasa penasaran, mereka akan melompat keluar akuarium, jadi sediakan penutup bagian atas untuk menghindari mereka keluar dari akuarium.

Perilaku Sosial dan Teman Ikan

Ikan Botia sebenarnya memiliki karakter yang damai dan bersahabat namun jangan mencampur ikan Botia dengan ikan yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil atau sangat kecil, apalagi jika usia botia sudah dewasa. Jika memelihara Ikan Botia di akuarium dengan ukuran besar masih bisa di campur dengan ikan-ikan kecil akan tetapi jika sebaliknya ikan-ikan kecil seperti neon tetra, zebra danio sebisa mungkin di hindari.

Ikan lainnya yang harus di hindari untuk di campur dengan ikan Botia adalah ikan kecil yang memiliki ekor panjang, seperti ikan guppy dan ikan cupang ekor panjang. ekor yang panjang dan indah ini biasanya akan di gigit oleh ikan Botia.

Tankmates atau campuran ikan yang lebih cocok untuk menemani ikan Botia di antaranya cyprinidae atau yang lebih di kenal dengan ikan mas jika ukuran tangki tidak terlalu besar, sedangkan jika di pelihara di tangki ukuran besar jenis ikan dari keluarga Barilius,  Luciosoma,  Balantiocheilos atau Balashark dan  Barbonymus atau ikan kaviat dapat menjadi menjadi pilihan untuk ikan penghuni daerah tengah dan atas akuarium.

Sedangkan jika ingin mencampur dengan ikan yang menghuni daerah bawah lainnya harap di perhatikan dan di perlukan penelitian menyeluruh sebelum di jadikan teman ikan Botia. Observasi ikan penguasa bawah ini untuk menghindari masalah di kemudian hari karena ikan jenis yang sama ketika di campur ada yang damai dan ada yang saling memangsa. Untuk mencoba ikan yang bisa di campur dengan botia, ikan dari anggota Epalzeorhynchos seperti redfin bisa di jadikan pilihan. Jenis ikan algae eater, Garra rufa dan beberapa jenis cat fish atau jenis lele juga bisa di coba.

Ikan Botia lebih suka hidup berkelompok dengan jumlah minimal ikan setidaknya 5 atau 6 ekor botia, lebih baik lagi jika memeliharanya 10 atau lebih. Botia tidak cocok untuk di pelihara sendiri karena akan menyebabkan mereka menyendiri atau bahkan lebih agresif jika mendapati ikan lain dengan bentuk serupa botia. Sifat dominan akan menjadi masalah tersendiri jika memelihara botia hanya 2 atau 3 ekor saja yang menyebabkan ikan yang kurang dominan stres menyendiri tidak nafsu makan dan akhirnya mati.

Referensi Artikel :

https://id.wikipedia.org/wiki/Chromobotia_macracanthus
https://www.seriouslyfish.com/species/chromobotia-macracanthus/
https://adoc.pub/variasi-pola-warna-ikan-botia-chromobotia-macracanthus-bleek.html

6 Agustus 2021

Aquascape

Ikan Pemakan Algae

Ikan CAE (Chinese Algae Eater)

Chinese Algae Eater berasal dari Asia dan memiliki tubuh yang ramping serta berwarna keemasan hingga coklat. Garis yang lebih gelap membentang secara horizontal dari belakang kepala hingga pangkal ekor, bisa berupa garis lurus dengan warna gelap atau hanya berupa bintik-bintik.
Biasanya disimpan di akuarium untuk tujuan menjaga agar ganggang atau alga tetap terkendali. Minimal ukuran akuarium disarankan yang mampu menampung air sekitar  110liter atau akuarium ukuran 80*40*40. Tambahkan juga tanaman, batu, dan kayu apung atau tenggelam selain untuk tempat sembunyi ikan juga untuk hiasan akuarium. Meskipun chinese algae eater termasuk ikan yang kuat dalam menghadapi kondisi air yang berbeda namun tetap di sarankan untuk menjaga kondisi dan kualitas air tetap stabil untuk menghindari ikan stres.
Dalam tangki komunitas yang lebih kecil, Chinese Algae Eater termasuk ikan teritorial yang akan mempertahankan wilayahnya dari spesies lain. Spesies pemakan alga ini bisa menjadi agresif ketika mereka tumbuh dewasa. Sumber makanan utama adalah alga pada tanaman, batu, kaca, dan kayu apung.

Ikan Selimang Batu Atau SAE (Siamese Algae Eater)

Spesies ikan tropis ini secara alami ditemukan di daratan Asia Tenggara di tempat-tempat seperti Thailand, dan merupakan penghuni dasar. Mereka dapat ditemukan di Semenanjung Malaya dan di cekungan Mekong dan Chao Phraya.
Secara bentuk ukuran dan perawatan ikan selimang sama dengan ikan CAE, yang membedakan adalah di warna dan corak ikan. Ikan selimang memiliki garis hitam pekat di tengah dengan warna tubuh bagian bawah garis hitam berwarna emas ke putih cerah sedangkan warna tubuh di atas garis emas gelap. 

Ikan Synodontis

The Synodontis Eupterus Catfish  Atau biasa di sebut dengan dontis di Indonesia merupakan ikan yang berasal dari danau di afrika. Ikan yang aktif memakan algae ini biasa berenang di area bawah bagian akuarium.
Ikan synodontis memiliki waarna tubuh coklat gelap dengan bintik-bintik warna hitam di tubuhnya dengan sirip punggung pancan, lebar dan runcing dibagian punggung atas dan sisi kiri kanan ikan.
lebih lanjut tentang ikan pemakan algae synodontis bisa baca artikelnya di sini

Ikan Pleco

Mungkin banyak yang kurang paham nama pleco, ikan pemakan algae yang satu ini lebih di kenal dengan nama sapu-sapu di Indonesia. Menurut artikel wikipedia asal ikan pleco dari Amerika Selatan. Namun di Indonesia juga banyak di temui ikan ini. Hampir di seluruh perairan di Indonesia ikan sapu-sapu atau pleco ini ada.
Ikan pleco atau sapu-sapu yang satu ini masih dalam keluarga catfish, selain gemar memakan alga mereka juga makan tanaman kecil bahkan ikan kecil. Jika tidak ada algae yang bisa dimakan mereka akan menempel pada ikan lainnya untuk menghisap lendir yang ada di tubuh ikan, terutama jenis ikan emas. 
Ikan dengan ciri fisik panjang, bagian kepala belakang lebih besar daripada bagian tubuh lainnya. Mulut ikan berada di bawah dengan bentuk bulat pipih selain untuk makan juga berfungsi untuk menempel pada dinding akuarium atau media lainnya.

Ikan Redfin

Selanjutnya ada ikan pemakan algae yang berasal dari Sungai Mekong. Sungai yang melintasi negara Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam dan Myanmar. Ikan Redfin, sesuai namanya ikan ini memiliki sirip berwarna merah dengan tubuh berwarna hitam, ada juga jenis redfin albino.
Ciri-ciri yang melekat pada ikan pemakan algae adalah bentuk mulutnya dan posisinya yang hampir semua ikan pemakan algae memiliki mulut di bagian bawah. Detail ikan redfin bisa di baca artikelnya di sini

Ikan Corydoras

Mengutip wikipedia Nama Corydoras berasal dari bahasa Yunani kory (helm) dan doras (kulit). Corydoras sejauh ini merupakan genus ikan Neotropis terbesar dengan lebih dari 160 spesies. Ikan yang berasal dari Amerika Selatan ini menjadi salah satu ikan favorit bagi kalangan pencinta ikan hias melihat dari distribusi ikan ini sudah tersebar hampir di seluruh dunia. 
Sebenarnya ikan ini lebih ke ikan pemakan daging bukan algae, Ikan yang suka berenang di akuarium bagian bawah ini senang memakan bangkai ikan, cacing dan apa saja yang berada di dasar akuarium termasuk algae. Itu sebabnya penulis masukkan ke dalam artikel ini.

Ikan Botia

Satu lagi ikan pemakan algae yang berasal dari perairan Indonesia tepatnya dari pulau Kalimantan dan Sumatra. Ikan Botia memiliki nama ilmiah Chromobotia Macracanthus. Mereka juga sudah mendunia dan populer di kalangan pencinta ikan hias.
Meskipun Ikan Botia sebenarnya termasuk ikan karnivora sama seperti ikan corydoras, akan tetapi algae maupun daun lunak juga akan di makan mereka. Pada umumnya botia memakan serangga, cacing dan invertebrata lainnya.
Perpaduan warna kuning dengan garis hitam sebagai ciri khas ikan botia. Sedangkan warna sirip kuning kemerahan dan sedikit warna hitam. Mereka suka berenang di perairan bawah sambil mencari makanan.

29 Juli 2021

Aquascape

Tips Memelihara Ikan Hias

Ketika saya membuat artikel ini tepatnya minggu 25 Juli 2021 masa terakhir PPKM level 4 di terapkan semoga tidak di perpanjang dan bagi yang sedang melawan penyakit apapun sakitnya termasuk berusaha untuk sembuh dari covid semoga segera di beri kesehatan sama Allah. Aamiin. 


Bagi para yang sedang di rumhah untuk isolasi mandiri atau karena memang harus bekerja dari rumah kadang rasa jenuh melanda. Mungkin memelihara ikan hias bisa menghilangkan jenuh dan stres akibat harus di rumah terus. Hanya saja ada yang perlu di perhatikan dalam memelihara ikan hias di rumah tidak asal beli ikan, kemudian di taruh di akuarium atau kolam kemudian di beri makan saja. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memelihara ikan hias di rumah.

1. Perhatikan jenis ikan yang akan di rawat.

Yang pertama harus di lakukan adalah memilih jenis ikan yang akan dirawat. Ada ratusan hingga ribuan jenis ikan hias yang ada dan bisa kita rawat akan tetapi ikan-ikan itu memiliki karekter yang berbeda-beda dan putuh perawatan yang berbeda pula sebagai contoh ada ikan yang habitatnya di dasar kolam, ada yang di tengah kolam atau di bagian atas kolam. Ada jenis ikan yang jinak, agresif suka lompat dan lain sebagainya.

Ikan yang mudah di rawat dalam akuarium ataupun kolam dan tidak mudah mati mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat bagi yang baru pertama memelihara ikan hias, pilihlah ikan yang mampu bertahan dari berbagai perubahan suhu, pH air dan kondisi air. 

campuran ikan juga perlu di perhatikan semisal dalam satu akuarium di tempatkan ikan mas koki yang jinak di campur dengan ikan louhan yang agresif sudah pasti tidak butuh waktu lama ikan mas koki menemui ajalnya.  Atau dalam satu akuarium di pelihara ikan yang tidak bisa di campur dengan sesamanya. contohnya louhan itu. Ikan louhan harus di pelihara sendiri dalam akuarium tanpa ikan lainnya.

2. Siapkan tempat merawat ikan.

Sudah memilih ikannya? Nah tips memelihara ikan selanjutnya adalah menyiapkan wadah ikan. Jangan lupa siapkan wadah ikannya juga, ikan yang di beli akan di tempatkan dalam akuarium atau kolam atau tolpes kecil tergantung jenis ikan yang di beli. Ukuran akuarium atau kolam juga bermacam-macam setidaknya untuk kalangan masyarakat di Indonesia jika ingin merawat ikan dalam akuarium carilah akuarium standar ukuran 50x30x35 sampai akuarium ukuran 70x35x40. Ukuran standar yang selama ini banyak di cari penghobi ikan hias pemula.

Akuarium juga di lengkapi dengan filter satu set sekalian terdiri dari pompa air, pipa atau selang, tempat filter dan media filter. Sesuaikan ukuran filternya, biasanya para penjual akuarium akan memberikan saran untuk hal ini.

3. Beri ornamen yang tepat untuk akuarium.

Tips selanjutnya adalah mendekorasi akuarium secara tepat untuk kenyamanan ikan yang di pelihara. Misalnya ingin memelihara ikan mas koki atau sejenis koi namun deorasinya akuarium bertema aquascape, bisa di pastikan berantakan semua tanaman yang ada di akuarium selain akan di makan ikan juga akan rontok di terjang koi. Atau memelihara ikan blackghost yang suka dengan tempat gelap tapi di akuarium banyak ruang terbuka dan pencahayaan yang terlalu terang hal ini akan membuat ikan blackghost tidak nyaman bisa stress dan mudah mati.

Untuk lebih amannya ketikan ingin menambahkan ornamen atau hiasan di dalam akuarium atau kolam pilihlah ornamen atau hiasan dari bahan plastik dan atau semen untuk hiasan akuarium. Jangan memilih hiasan yang memiliki permukaan tajam karena bisa melukai ikan itu sendiri.

4. Jaga Kebersihan dan Kondisi Air.

Tips memelihara ikan selanjutnya adalah menjaga kebersihan akuarium dan menjaga kondisi air tetap stabil. yang di maksud kondisi air tetap stabil yang perlu di perhatikan selain suhu air salah satunya adalah tingkat keasaman atau pH air, pH normal air biasanya di ukuran 6-7 ada alat untuk mengetes pH air yang bisa di gunakan.

Jika tidak mau ribet dengan alat untuk mengetes pH air. Biasakan rutin mengganti air sekitar 10-20% dengan air baru setiap minggunya. Kemudian setiap 3 minggu sekali atau satu bulan sekali bersihkan media filter dan ganti air di akuarium skitar 50% dari volume air.

5. Beri Makan yang sesuai.

Ikan butuh makanan yang tepat agar tumbuh dengan maksimal dan memiliki warna tubuh yang bagus. Jangan monoton memberi pakan ikan, sama seperti kita jika setiap hari makan makanan yang sama akan bosan, ikan juga seperti itu. selain memberi pelet untuk ikan berikan pakan alami seperti cacing sutra, udang rebon, jentik nyamuk dan jika jenis ikan herbivora beri juga makanan berupa sayur.

Dengan secara rutin memberikan perawatan sederhana di atas semoga ikan-ikan yang di pelihara tumbuh dengan baik di akuarium atau kolam. Semoga artikel di atas membantu sobat pecinta ikan hias yang ingin merawat ikan. 

16 Juni 2021

Aquascape

Mengenal dan Merawat Synodontis Eupterus

Deskripsi
Synodontis Eupterus

The Synodontis Eupterus Catfish  Atau biasa di sebut dengan dontis di Indonesia merupakan ikan yang berasal dari danau di afrika, sebaran di daerah asalnya berada di Burkina Faso, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Ethiopia, Ghana, Guinea, Mali, Nigeria, dan Sudan. Jika mengutip dari jurnal yang di terbitkan planetcatfish Species synodontis memiliki 159 species yang terdaftar, namun jika mengacu data dari wikipedia hanya ada 131 data synodontis yang di akui.
Ikan yang masuk dalam keluarga catfish atau bahasa mudahnya keluarga lele ini memiliki badan lebar, berwarna putih gelap, memiliki bintik-bintik hitam di badannya dan memiliki banyak kumis. Sirip punggung dan sirip dada memiliki tulang pertama yang mengeras yang bergerigi. Ukuran tubuh ikan dontis sendiri bisa mencapai 30cm namun rata-rata ukuran dontis jika di pelihara di akuarium hanya di sekitar 15-20cm. 
  • Ukuran ikan : 11,8 inci (30,00 cm) - biasanya hanya 6-8” (15-20 cm) di akuarium.
  • Umur : Hingga 25 tahun, biasanya sekitar 8-10 tahun.
Kesulitan Merawat Ikan
Synodontis Eupterus merupakan ikan yang cukup kuat dan ikan yang mampu beradaptasi dengan baik dari berbagai kondisi air. Bulu sirip yang keras membuat ikan ini mampu bertahan dalam berbagai kondisi air dan ikan lainnya dalam akuarium. Untuk merawat ikan ini dengan setidaknya membutuhkan akuarium dengan ukuran air sekitar 200 liter.
Pada dasarnya ikan jenis catfish (lele) seperti Synodontis Eupterus ini menyukai tempat yang kotor dan berlumpur tapi dalm perawatan di dalam akuarium tidak di sarankan. Tidak ada perawatan khusus yang di sarankan untuk memelihara Synodontis Eupterus dan tidak membutuhkan keahlian khusus.
  • Kekerasan Akuarium : Sangat Kuat
  • Level Pengalaman : Pemula
Makanan Ikan
Synodontis Eupterus merupakan jenis ikan omnivora yang di alam liar biasa memakan larva serangga, alga dan sumber makanan lainnya. Dalam merawat ikan dalam akuarium Synodontis Eupterus bukan ikan yang sulit untuk di beri makan, karena ikan ini aktif dalam mengkonsumsi segala jenis makanan yang tersedia termasuk alga atau lumut yang tumbuh alami di akuarium akan di makan ikan ini. Selain pakan alami yang tumbuh di akuarium, segala jenis pelet ikan juga akan di makannya. Sesekali dapat di kombinasi dengan pakan seperti udang kecil, cacing darah sangat di sarankan. Meskipun ikan ini suka bersembunyi jika kondisi akuarium terang atau di siang hari namun bau makanan mampu memaksa Synodontis Eupterus keluar dari persembunyiannya.
  • Tipe Makanan: Omnivora
  • Makanan Serpihan: Ya
  • Tablet / Pelet: Ya
  • Makanan hidup (ikan, udang, cacing): Beberapa Diet
  • Makanan Nabati: Beberapa Diet
  • Makanan Berdaging: Beberapa Diet
  • Frekuensi Makan: Setiap Hari
Perawatan Akuarium
Synodontis Eupterus ini tidak pilih-pilih tentang kondisi akuarium. Perawatan yang sederhana harus dilakukan untuk menjaga dontis dalam kondisi baik. Penyedotan kerikil secara teratur dianjurkan untuk membuang limbah dan menjaga akuarium dalam keadaan bersih. Perlu juga di lakukan penggantian air secara berkala sekitar 10-15% setiap minggu dan bersihkan media filter setiap 3-4 minggu sekali tergantung jumlah ikan dan kualitas filternya dan ganti air skitar 40-50%.

Pengaturan Akuarium
Untuk memelihara Synodontis Eupterus di sarankan setidaknya memiliki akuarium ukuran 100*45*50 atau lebih besar lagi dengan kedalaman air skitar 40cm sehingga memenuhi kebutuhan kapasitas air hampir 50 galon atau 189 liter. ikan dontis ini menyukai tempat gelap dan tempat untuk bersembunyi maka bisa setting akuarium dengan menambahkan batu berongga atau kayu baik yang apung maupun yang sudah tenggelam. Jika memelihara dontis secara berkelompok mereka akan suka bermain saling kejar satu dengan lainnya di rongga-rongga batu atau kayu yang ada.
Jangan terlalu sering merubah settingan akuarium karena sifat Synodontis Eupterus akan menetap jika sudah menemukan tempat favorit mereka. Selama desain dalam akuarium tidak di rubah atau tidak ada ikan predator lain yang mengganggu biasanya Synodontis Eupterus akan tetap berada di tempat favorit mereka.
Untuk dasar akuarium bisa menggunakan media pasir atau batu kerikil kecil dan halus supaya mengurangi luka pada ikan karena ikan Synodontis Eupterus termasuk ikan yang aktif berenang terutama di dasar akuarium. Bisa juga di tambahkan tumbuhan hidup akan tetapi pilih tumbuhan yang mengakar kuat pada dasar akuarium mengingat ikan Synodontis Eupterus termasuk ikan yang aktif bergerak, jika tanaman tidak mengakar dengan kuat akan rusak dan mengambang.      
Synodontis Eupterus merupakan ikan yang senang di area gelap, jadi setting sedemikian rupa jika ada pencahayaan lebih tetap ada gua atau rongga tempat Synodontis Eupterus bersembunyi. Ini akan memberikan rasa nyaman pada ikan sehingga ikan tidak mudah stres dan sakit.  
  • Ukuran Tangki Minimum : 50 gal (189 L)
  • Cocok untuk Tangki kecil : Tidak
  • Jenis Substrat : Pasir atau kerikil halus akan membantu mengurangi kemungkinan kerusakan pada kulit.
  • Kebutuhan Pencahayaan : Pencahayaan redup
  • Suhu Ideal  22,2 hingga 27,2 ° C
  • Rentang ph : 5,6-7,5
  • Rentang Kekerasan : 8 - 20 dGH
  • Air Payau : Tidak
  • Arus Air : Sedang
  • Wilayah Perairan : Bawah
Perilaku Sosial
Synodontis Eupterus sebenarnya ikan yang tidak terlalu agresif, asalkan tidak di campur dengan tipe ikan perenang bawah yang lainnya dengan ukuran yang lebih kecil seperti corydoras, algaeater dan sejenisnya. Jika di campur dengan ikan perenang atas ataupun tengah ikan dontis cenderung lebih aman.
Synodontis Eupterus sangat bersahabat dengan kelompoknya(ikan sejenis) sendiri, akan tetapi jika Synodontis Eupterus di campur dengan ukuran besar badan dan umur yang tidak imbang maka ukuran ikan yang besar akan lebih dominan bersembunyi di tempat terbaik dan paling nyaman bagi ikan sehingga menimbulkan "penindasan" bagi ikan dontis yang lain, meskipun jarang menimbulkan kematian bagi ikan dontis yang lebih kecil tapi tetap saja bisa membuat ikan stres dan rentan penyakit.
Selain cocok di campur dengan ikan sejenis, Synodontis Eupterus juga bisa di campur dengan silver dolar, manfish atau angel fish, pink tail, kaviat dan tipe ikan yang berenang dan mencari makan di tengah maupun di atas akuarium. Jangan campur ikan Synodontis Eupterus dengan udang kecil sejenis cerry, kepiting atau siput karena mereka merupakan musuh bagi Synodontis Eupterus dan akan menjadi korban dontis jika tetap di paksakan di campur dalam akuarium.
  • Berbisa : Tidak
  • Temperamen : Semi-agresif
  • Cocok dengan : Spesies yang sama
  • Ikan damai : Berhati-hatilah dengan pengumpan dasar yang lebih kecil seperti Corydoras atau ikan lain yang bersaing untuk mendapatkan makanan di dasar akuarium.
  • Semi-Agresif : Aman - Biasanya dapat dipelihara dengan ikan semi-agresif dan bahkan agresif lainnya.
Referensi :